Anak lanang, sithole, sekarang umurnya 7 tahun. Dia sudah SD kelas 2 karena doeloe masuk SD saat umur kurang dari 6 tahun. Aturan pemerintah yang mensyaratkan anak SD Negeri minimal umur harus 7 tahun ya membuat sithole terpaksa harus belajar di sekolah swasta. Disini syarat umur tidak mutlak karena ada semacam test /ujian masuk sebelum diterima sehingga umur bukan lagi hambatan untuk menuntut ilmu pelajaran. Jika hasil testnya bagus ya bisa langsung sekolah di tahun ajaran berjalan.
Saat itu sithole sudah bosan sekolah TK karena (katanya) hanya diajari menggambar dan menyanyi saja. Dia pengin belajar menulis dan berhitung seperti teman-teman lain yang lebih gede. Dia melihat ini karena tempat mengaji (baca/ tulis Al Quran)nya jadi satu dengan tempat les anak SD, sehingga sering bergaul dengan teman yang umurnya lebih tua.
Pertama kali, terus terang, saya dan isteri agak kawatir kalau sithole tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah. Tetapi ternyata dia mau belajar untuk mengejar ketinggalan umurnya. Alhamdulillah masa-masa sulit Cuma berlangsung 3-4 bulan dan dibulan selanjutnya nilai pelajaran mulai membaik. Saat ini prestasinya lumayan, sithole bisa masuk posisi 10 besar.
Saya dan isteri tidak menuntut ini itu karena kami menyadari umur sithole masih kurang ideal. Mungkin, kata beberapa orang, umur 7tahun (wajarnya kelas 1 SD) adalah saat bermain dan pengenalan materi. Jadi ya jangan terlalu dipaksa untuk menyerap pelajaran yang lebih tinggi. Biarkan saja proses berjalan natural sesuai situasi dan kondisi lingkungan.
Kami berusaha agar sithole memiliki beberapa ketrampilan di luar pelajaran formal khususnya dibidang kesenian, karena kami menganggap bahwa seni akan menimbulkan kreatifitas dan daya pikir.
Saya pribadi, ingin mengikutkan sithole dalam kursus melukis atau kursus musik. Tetapi saat ini sithole belum mau walaupun sudah saya ajak jalan-jalan ke tempat kursus dan melihat anak-anak seumurannya sedang asyik belajar seni. Ya sudahlah, saya harus sabar dan membiarkan proses belajar secara alamiah.
Saya menempuh jalan mengajarkan proses melukis dengan membelikan beberapa pensil warna, cat air, buku gambar, buku mewarnai dengan berbagai karakter dan buku komik dengan gambar-gambar yang menarik. Pertama kali, Sithole lebih tertarik dan asyik membaca buku komiknya. Perlahan saya dan isteri bergantian menyarankan sithole untuk mewarnai gambar yang ada/ masih hitam putih dengan pencil warna. Eh, ternyata dia mulai asyik dan bersemangat.
Kami bukan ahli seni atau pendidik secara formal sehingga kurang mengerti proses belajar yang benar. Berdasarkan pikiran sederhana, Kami hanya berpikiran singkat bahwa proses harus dimulai dengan belajar warna sebelum belajar bentuk dan berlanjut ke jenjang materi pelajaran yang lebih tinggi.
Belajar pengenalan warna juga penting. Kami mengajarkan kalau daun itu warnanya hijau, air laut itu warnanya biru, matahari itu warnanya merah atau kuning dan lain-lain. Mungkin ini bukan warna sebenarnya karena banyak varian di benda-benda di sekitar kita, tetapi ini adalah proses belajar yang kami kira cukup mudah dimengerti oleh anak umur 7 tahun. Pengenalan warna dasar!
Sekarang sithole mulai menggunakan cat air. Proses mewarnai dan menggambarnya cukup heboh karena air dalam gelas khusus yang kami sediakan sering tumpah, cat air berceceran di lantai, dan tangan serta bajunya belepotan kena warna. Ga papa, cat air kan mudah dibersihkan.
Prinsip saya, Biarkan waktu berjalan secara alami!
Kami tidak tahu masa depan yang masih menjadi rahasia Allah SWT. Kami hanya membukakan dan sedikit menunjukkan jalan untuk sithole. Nasiblah yang akan membimbing sithole selanjutnya walaupun tentu saja kami punya sedikit harapan dan cita-cita yang ingin kami terapkan untuknya.
Belajar dan terus belajar agar mengerti!
Semoga …
Tangerang, 11 desember 2011
Sunday, December 11, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Kayanya berbakat jadi anak pinter mas
Post a Comment