Penjara di Indonesia kini isinya tidak cuma pencopet kacangan, penjambret kakilima, perampok tak bernama atau perompak yang terpaksa berbuat kejahatan karena kebutuhan hidup. Sulitnya persaingan hidup saat mencari lapangan pekerjaan seringkali membuat orang menjadi mudah terjebak dalam prilaku kriminal dan kejahatan baik secara individu maupun terorganisir.
Penjara atau Lembaga Pemasyarakatan (LP) kini juga diisi oleh artis yang seringkali terjerumus dalam dunia narkoba, pengusaha/ pebisnis dan pejabat (bupati, gubernur, menteri) serta wakil rakyat (dpr, dprd) yang terpaksa mendekam di balik jeruji besi karena tindak korupsi akibat nafsu serakah ingin hidup bermewah-mewah dan bermegah-megah dengan menghalalkan segala cara demi tercapai keinginan memiliki ini itu dengan mudah bermodalkan jabatan dan nama besarnya. Malahan ada beberapa kasus dimana oknum penegak hukum seperti polisi, hakim dan jaksa yang juga ikut merasakan dinginnya lantai penjara.
Tetapi, ada yang membedakan antara penjahat biasa dan penjahat luar biasa.
Penjahat biasa adalah narapidana yang tersangkut kasus karena kebutuhan hidup. Mereka akan menjalani masa hukumannya dengan sabar detik demi detik karena keterbatasan sarana dan prasarana pendukung.
Penjahat luar biasa adalah narapidana istimewa yang mendapat perlakuan 'super' VIP sehingga bisa mendapatkan fasilitas enak bahkan super enak karena dukungan relasi dan kekuatan uang yang dimilikinya.
Banyak cerita tentang perlakuan tidak adil ini dimana ada ruangan penjara yang disulap bak hotel berbintang dengan fasilitas AC, televisi, ranjang empuk, lemari es dan lain-lain yang bisa membuat nyaman penghuninya. Terkadang, berbekal alasan sakit dan didukung oleh oknum dokter, si penjahat VIP ini bisa mendapat perawatan istimewa di rumah sakit di luar penjara yang ujung-ujungnya adalah kenyamanan.
Pengurangan masa hukuman atau penghapusan bahkan pemulihan nama baik adalah failitas lain yang dinikmati oleh si narapidana top markotop ini.
Apakah ini sebuah keadilan dimata hukum? Entahlah ...
Hidup Di Bui
oleh: D' Lloyd
Hidup di bumi bagaikan burung
Bangun pagi makan nasi jagung
Tidur di ubin fikiran bingung
Apa daya badan ku terkurung
Terompet pagi kita harus bangun
Makan di antai nasinya jagung
Tidur di ubin fikiran bingung
Apa daya badan ku terkurung
( korus )
Oh kawan, dengar lagu ini
Hidup di bumi menyiksa diri
Jangan sampai kau mengalami
Badan hidup terasa mati
Apalagi penjara jaman perang
Masuk gemuk pulang tinggal tulang
Kerana kerja secara paksa
Tua muda turun ke sawah
( ulang dari korus )
Sunday, December 18, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment